Wednesday 17 June 2015

Proses Pengolahan Limbah Cair

PENGOLAHAN AIR  LIMBAH

Dewasa ini proses pengolahan limbah yang digunakan pada industi sangat beragam. Kandungan polutan yang berbeda pada limbah cair sangat memungkinkan metode atau tahapan yang berbeda. Metode-motode tersebut dapat diaplikasikan seluruhnya, baik kombinasi beberapa metode atau hanya satu metode saja semua itu tergantung dari kebutuhannya.
Proses pengolahan limbah dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

       a.       Pengolahan Kimia
       b.      Pengolahan Fisika
       c.       Pengolahan Biologi

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA KIMIA
Proses pengolahan kimia biasanya digunakan untuk menetralisir limbah asam maupun basa, memisahkan padatan yang tidak terlarut, mengurangi oil conten, memperbaiki proses pemisahan. Proses secara kimiawi ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan logan, senyawa fosfor, zat organic beracun dan mengendapkan partikel yang tidak mudah mengendap.

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA FISIKA
Proses pengolahan limbah secara fisika umumnya dilakukan untuk mengurangi kontaminan berupa padatan tersuspensi, zat organic maupun anorganik. Proses pengolahan secara fisika antara lain proses screen, siever, dan filterasi, pemisahan dengan pemanfaatan gaya grafitasi (sedimentasi dan oil-water separator), flotasi, adsorpsi, dan stripping.

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGI
Proses pengolahan limbah secara biologi ini bertujuan untuk mendagradasi kontaminan yang ada didalam limbah dengan menggunakan mikroorganisme untuk mendekomposisinya, mentransformasi zat organic beracun menjadi zat tidak beracun dan memanfaatkan kandungan limbah untuk merubahnya menjadi zat yang dapat  dimanfaatkan (gas metana). Proses biologi ini meliputi proses biologi aerob dan anaerob

Berikut ini tahapan pengolahan limbah cair,antara lain:

     a.       Proses penyaringan
Pertama limbah yang mengalir pada saluran pembuangan ini disaring, tujuannya untuk memisahkan air limbah dengan padatan-padatan yag berukuran besar. Metode penyaringan ini yang paling effisien untuk memisahkan partikel besar dari air limbah

     b.      Proses Pretreatment
Limbah yang telah disaring akan dialirkan ke sebuah bak/tangki tujuanya untuk memisahkan pasir dan padatan tersuspensi yang besar, dimana laju alir limbah diperlambat agar pasir dan partikulat besar jatuh ke dasar tangki dan air limbah trus mengalir.

     c.       Sedimentasi
Selesai dari pretreatment air limbah di alirkan ke sebuah bak pengendapan. Metode ini merupakan metode primer yang paling banyak digunakan. Pada proses pengendapan ini mulai terlibat proses secara kimia, dimana limbah akan di campur dengan beberapa bahan kimia untuk mengendapkan partikel-partikel kecil yang sulit untuk diendapkan danm memberikan bahan kimia untuk menghilangkan kandungan minyak pada air limbah. Endapan yang dihasilkan pada bagian bawah tangki/bak akan di pisahkan dan dikeringkan.

     d.      Proses Anerobik
Pada proses ini limbah cair akan dimasukkan kedalam sebuah bioreactor, dimana mikroorganisme yang terlibat adalah bakteri anaerobik. Proses ini memiliki keunggulan mampu mengurangi kandungan zat organic didalam limbah cair dengan jumlah yang sangat banyak dan proses anaeribik pada umumnya membutuhkan biaya yang cukup rendah serta akan menghasilkan gas metan yang cukup banyak. Gas metan ini dapat dimanfaatkan untuk banyak hal,misalkan membantu system pembakaran pada boiler dan lain sebagainya.

     e.       Proses Aerobic
Proses aerobic yang banyak digunakan adalah activated sludge (lumpur aktif). Limbah cair akan dialirkan kesebuah bak atau tangki yang didalamnya terdapat lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses pendegradasian zat kontaminan dalam tangki terjadi dalam beberapa waktu, dan dibantu dengan proses aerasi. Proses aerasi atau pemberian gelembung ini membantu pendegradasial kontaminan menjadi lebih cepat, sebab dapat mempercepat aktfitas bakteri yang terdapat pada lumpur aktif. Selanjutnya dilakukan pengendapan alami dimana lumpur yang didapat akan dikembalikan kedalam proses.

     f.       Proses Filtrasi
Proses ini merupakan proses tambahan apabila diperlukan,tujuan dari proses ini yaitu untuk menghilangkan kontaminan berbahaya yang tidak dapat diproses pada tahap-tahap sebelumnya. Dalam proses ini biasanya yang terlibat adalah vacuum filter, silica sand, karbon aktif dan lain sebagainya.

     g.      Proses desinfeksi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme beracun  yang masih terbawa dalam limbah cair. Biasanya proses yang digunakan dalam desinfeksi adalah proses ozonasi (O3) dan penyinaran ultraviolet. Proses tersebut yang paling aman digunakan.

     h.      Proses Pengolahan Lumpur
Hasil dari tahapan-tahapan pengolahan limbah tersebut biasanya tidak hanya air yang sudah memenuhi baku buang melainkan menghasilkan lumpur. Lumpur ini yang akan diolah, biasanya lumpur ini dihilangkan kandungan airnya menggunakan drying bad lalu di kubur (landfill).



Sekian penjelasan tentang pengolahan limbah cair ini,apabila terdapat kekurangan mohon dikomentari. terimakasih

Sunday 14 June 2015

Proses Pembuatan Semen



PROSES PEMBUATAN SEMEN


Mula-mula bahan baku yang berupa batu kapur dan silika stone serta bahan pendukung di masukan kedalam crusher untuk di reduksi menjadi ukuran yang dapat di terima oleh raw mill. Lalu bahan ini di distribusikan menuju plant storage dengan menggunakan belt conveyer. Mengapa menggunakan belt conveyer karena uran dan wujud dari material yang di hasilkan dari crusher berupa zat padat yang . Setelah material tadi masuk kedalam plant storage bahan baku yang memiliki komposisi kimia yang berbeda-beda dari setiap pengiriman di homogenisasi di dalam plant ini. Proses homogenisasi ini dilakukan agar didapatkan komposisi material yang merata. Selanjutnya bahan di transportasikan menuju raw mill. Pada raw mill ini terjadi proses penggilingan dan pengeringan untuk plant dengan jenis tube mill. Material yang masuk pada raw mill diharapkan memiliki ukkuran kurang dari 50 mm dengan kadar air maksimum 10% dan diperoleh produk dengan kehalusan maksimum 18% pada saringan 170 mesh.
Sebelum memasukin rotary kiln, material raw mill masuk kedalam silo raw mill. Dimana silo raw mill ini erdiri dari 3 (tiga) alat yaitu:

        - Blending Silo
  Dimana alat ini bertujuan untuk menghomogenisasi raw meal dengan bantuan hembusan udara.

       - Suspension Preheater
  Alat ini untuk bertujuan untuk Untuk pemanasan awal dan prekalsinasi raw meal sebelum masuk kiln.

       - Storage Silo
  Bertujuan untuk penyimpanan sementaran raw meal sebelum di umpan ke alat rotary kiln. 

Setelah itu raw meal di umpankan kedalam rotary kiln dan di proses untuk di jadikan semen. Di dalam kiln ini terjadi banyak proses diantaranya :


Proses yang terjadi di dalam kiln:
       - Pengeringan Slurry :Terjadi pada daerah 1/3 panjang kiln dari inlet pada temperatur 100-500◦C sehingga terjadi pelepasan air bebasdan air terikat untuk mendapatkan padatan tanah kering.
 
       -  Pemanasan Awal : Terjadi pada daerah 1/3 setelah panjang kiln dari inlet. Selama pemanasan tidak terjadi perubahan berat dari material tetapi hanya peningkatan suhu yaitu sekitar 600°C  dengan menggunakan preheater.
 
       - Kalsinasi : Penguraian kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada suhu 6000 C.

                    CaCO3 → CaO + CO2
                    MgCO3 → MgO + CO2

        -  Pemijaran           : Reaksi antara oksida-oksida yang terdapat dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis yaitu C4AF, C3A, C2S pada suhu 1450° C membentuk Clinker.
 
       -  Pendinginan      : Terjadi pendinginan Clinker secara mendadak dengan aliran udara sehingga Clinker berukuran 1150-1250 gr/liter. Clinker yang keluar dari Cooler bersuhu 150-250° C.
 
      - Penyimpanan Klinker : Klinker kasar akan jatuh kedalam penggilingan untuk dihaluskan. Kemudian dengan drag chain, klinker yang telah dihaluskan diangkut menuju silo klinker atau langsung ke proses cement mill untuk diproses lebih lanjut menjadi semen.

Lalu selanjutnya bahan yang telah di proses di rotary kiln di alirkan menuju cement mill. Pada cement mill ini terjadi proses penggilingan akhir klinker dengan di tambahkan 5% gypsum alami atau sintetik. Secara umum proses yang terjadi di dalam semen mill ini dibagi menjadi tiga macam yaitu : penggilingan klinker, pencampuran, pendinginan. Hasil dari semen mill ini sudah berupa semen dengan komposisi yang di inginkan. Semen-semen ini dimasukkan kedalam semen silo sebagai penampungan akhir sebelum semen masuk ke unit packing.

sumber gambar : Direktorat PKP